Film 'Benghazi' Dinilai Akan Merugikan Politikus Hillary Clinton

Simon Iqbal Fahlevi diperbarui 03 Agu 2015, 01:50 WIB

Fimela.com, Jakarta Film terbaru arahan sutradara Michael Bay berjudul '13 Hours: The Secret Soldier of Benghazi' atau disebut Benghazi. Dinilai situs Vox, film itu akan merugikan Hillary Clinton karena bernilai muatan politis yang menyudutkannya. Film yang Diadaptasi dari buku '13 Hours' ini bercerita tentang kejadian nyata serangan teroris di Benghazi, Libya terhadap Kedutaan Besar Amerika di Libya yang menewaskan empat warga Amerika, termasuk sang duta besar.

Jika menelusur kejadian nyata saat terjadi serangan ini, kala itu Hillary Clinton masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Dia yang memberi perintah kepada militer untuk bertahan dan tidak menyerang balik para teroris. Hal ini diperlihatkan dalam trailer Benghazi lewat tokoh birokrat yang memerintahkan militer untuk menunggu, meskipun keadaan sudah sangat mendesak.

Oleh karena itu, situs Vox berpendapat kalau filmnya akan mengarahkan para penonton secara tidak langsung untuk menyalahkan pemerintah Amerika. Khususnya para pejabat yang memiliki peran dan wewenang penting berkaitan dengan peristiwa tersebut yang salah satunya adalah Hillary Clinton.

Opini tersebut didukung oleh NYPost yang juga merilis artikel sejenis dan menyebut kalau 'Benghazi' merupakan film yang harus ditakuti oleh Hillary Clinton. karena, Hillary telah mengajukan diri sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat untuk pemilu tahun 2016 mendatang.

 

Walaupun di duga bermuatan politis yang merugikan politikus Hillary Clinton, namun film '13 Hours: The Secret Soldier of Benghazi' tetap ditunggu oleh para penonton yang penasaran akan ceritanya. Film yang direncanakan rilis 15 Januari 2016 ini akan dibintangi oleh James Badge Dale, John Krasinski, Toby Stephens, Pablo Schreiber dan Freddie Stroma. Trailer berdurasi dua menit yang mendebarkan itu bisa dilihat dibawah ini.