Eksotisme Berbalut Kegarangan di Jalur Pendakian Annapurna

Asnida Riani diperbarui 30 Jul 2015, 16:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Nepal, Shangri-La dengan deskripsi jajaran gunung berbalut salju yang berdiri dengan segala keangkuhannya, tertohok dengan segala kemegahannya.

Annapurna jadi salah satu gambaran akan teritori yang apabila dilihat dari sudut vertikal berada dalam jajaran atas negara tertinggi di dunia ini. Gunung yang merupakan serangkaian puncak Himalaya yang terletak di bagian barat Nepal ini dikenal akan kegarangan jalur pendakiannya.

Walaupun jalurnya 'mematikan', pendakian di Annapurna ini termasuk teahouse trekking, di setiap desa yang masuk dalam jalur lintasan para pendaki, terdapat warung dan penginapan. Meminjam istilah yang digunakan Agustinus Wibowo, yakni Apple Pie Trail atau Coca Cola Trail, karena itu semacam makanan asing kegemaran turis yang ada di dusun paling terpencil sekalipun.

Di sirkuit Annapurna memang ada beberapa desa dengan bermacam-macam suku yang mendiaminya. Karena hanya berupa jalan setapak, porter dan keledai jadi satu-satunya transportasi yang menghubungkan dusun-dusun di negeri atap dunia ini untuk membawa berbagai macam komoditi yang diperlukan.

Setelah dusun demi dusun terlewati dan akhirnya jalur pendakian berubah menjadi tebing curam berhias jurang menganga, itulah tanda dimulainya pendakian Annapurna yang sesungguhnya. Berada di ketinggian 700 hingga 5400 meter, tubuhmu harus siap dengan perubahan drastis. Di puncak sana, suhu udara rendah disertai oksigen minim siap menyambut.

Kemegahan puncak berwarna keemasan berbalut salju yang begitu membekukan. Pesona yang sulit ditolak. Panorama yang membuat hati meronta-ronta meminta nikmat akan eksotisme Annapurna.

 

Baca Juga: Panorama Gunung Karst Khas Vietnam Ternyata Ada di Indonesia

What's On Fimela