Catatan Kehidupan Meinar Loeis (I)

Komarudin diperbarui 30 Jul 2015, 11:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pada era 1930-an di Padang, Sumatera Barat, mulai merebak munculnya sejumlah  organisasi pergerakan dan partai politik, seperti Persatuan Muslim Indonesia (Permi) dan Partai Nasional Indonesia (PNI). Meinar Loeis lahir ketika ramainya suasana berdirinya organisasi dan partai politik di Padang saat itu.

Meinar Loeis binti Imam Pamoentjak Nan Koening tepatnya lahir di Sijunjung, Sumatera Barat, 14 Mei 1930. Sijunjung merupakan rangkaian Bukit Barisan yang memanjang dari arah barat laut ke tenggara. Kecintaan terhadap dunia musik sudah terlihat sejak kecil.  Pada usia 12, ia sudah mempelajari alat musik piano.

(Baca juga: Berduka, Titiek Sandhora Kenang 'Bintang Kecil' Meinar Loeis)

Awalnya, ia mengajari anak-anak kecil di sekitar kediamannya untuk belajar piano.  Ketika AT Mahmud mendapat tawaran dari TVRI untuk membuat program anak-anak, Meinar ditawari untuk bergabung. Dari situ ia kemudian berkarier di TVRI sejak 1973 hingga 2000.

Sebagai pianis, nama Meinar Loeis kian terkenal dengan mengisi berbagai acara anak-anak, seperti Bintang Kecil, Ayo Menyanyi,  Lagu Pilihanku, Cerdas Cermat, dan lain-lain di TVRI pada 1970-an hingga 1980-an.  Bersama AT Mahcmud, ia mempopulerkan lagu seperti ‘Bintang Kecil’, ‘Pelangi-pelangi,’ dan ‘Lihat Kebunku.’

Menurut Jose Choa Linge, pengamat musik, mengatakan, banyak anak indonesia yang telah diberi pengajaran bernyanyi oleh Meinar.  Terdapat sosok 3 bersaudara Marissa, Soraya, Shahnaz Haque, Ibu Besbah (ibu dari Vidi Aldiano), bahkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Sudomo adalah salah satu murid tertuanya.

Meinar Loeis menikah dengan Mufti Nurdin. Mereka dikaruniai dua putra, Indra Utama dan Indra Budi. Suami dan dua anaknya sudah wafat lebih dulu. Meinar meninggalkan dua cucu, Ivan Syahnur dan Ihsan Saputra. Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti di Bintang.com.