Fimela.com, Jakarta Bagaikan memasuki lorong waktu dan kembali ke tahun 1960 adalah kesan pertama yang akan kamu dapatkan saat menapaki langkah di Havana. Mobil klasik buatan Amerika yang lalu lalang di jalan-jalan kota menambah kesan old skool dari ibu kota negara komunis ini.
Tak hanya itu, Havana juga menyuguhkan bangunan cantik berwarna-warni yang ikut bersanding dengan gedung kolonial bergaya khas Eropa yang akan kamu temui di sepanjang jalanan kota.
Berkat jarangnya pembangunan dan kendaraan, Kuba memang dinobatkan WWF sebagai satu-satunya Negara yang ramah lingkungan. Papan reklame yang banyak menghiasi kota-kota besar justru tak tampak di Havana. Yang ada hanyalah papan berisi propaganda pemerintah khas negara komunis.
Jangan terkejut kalau kamu mendapati seorang lansia yang masih merokok di depan rumah. Itu sudah jadi pemandangan biasa di Havana. Dengan sistem kesehatan dan kualitas dokter yang sangat baik, Kuba memang memiliki tingkat harapan hidup yang tinggi. Luar biasanya, semua itu didapatkan secara cuma-cuma, alias gratis.
Museo de la Revolution jadi tempat wajib yang harus kamu datangi. Fidel Castro, Che Guevara, dan Camilo Cienfuegos adalah nama-nama yang akan sering kamu temui. Ketiganya adalah pemimpin revolusi Kuba yang terjadi pada tahun 1950.
Setelah puas menyelami sejarah Kuba berubah jadi negara komunis, kamu bisa melanjutkan perjalanan ke Old Havana. Area yang dibangun Spanyol tahun 1519 ini masih terpelihara dengan baik hingga sekarang.
Puas berjalan-jalan, sempatkan mampir di Plaza Vieja. Sebuah alun-alun yang dikelilingi cafe dan restoran. Jangan sampai melewatkan kesempatan untuk menyicip makanan khas Kuba.
Kabar akan dibukanya kedutaan Amerika Serikat di Havana, membuat banyak orang mengatakan kalau inilah akhir dari embargo yang telah berlangsung sejak tahun 1950. Jadi, seberapa menarik berkunjung ke Havana buat kamu?
Baca Juga: Bukan Cuma Jalan-jalan, Kamu Juga Bisa Kursus Kopi di Florence