Tradisi Buka Puasa di Gedung Putih

Komarudin diperbarui 24 Jun 2015, 15:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Bulan Ramadan tak hanya monopoli umat Muslim maupun negara Islam, melainkan juga umat non-Muslim dan negara-negara lain pun bisa merayakan bulan puasa tersebut. Amerika Serikat, misalnya, juga merayakannya dan bahkan sudah menjadi tradisi. Hal itu dilakukan para pejabat tinggi Amerika. Mulai dari presiden, menteri, atau pimpinan lembaga negara lainnya. Mereka menggelar berbuka puasa bersama atau yang juga dikenal dengan sebutan 'iftar'.

(Baca juga: Yuk Intip Potret Ramadan Dari Seluruh Dunia)

Berbagai catatan menyebutkan, cikal bakal buka puasa bersama di Gedung Putih sudah diawali sejak Presiden Thomas Jefferson. Saat itu Jefferson mengundang Dubes Tunisia, Sidi Soliman Mellimeli,  berbuka puasa bersama pada 9 Desember 1805. Sejak mahasiswa pada 1765, Jefferson telah mempelajari Islam dengan membeli dua jilid terjemahan Alquran untuk koleksi perpustakaannya, yang kemudian menjadi koleksi Library of Congres pada 1815.

Tradisi buka puasa pun terus berlanjut hingga Amerika Serikat dipimpin Presiden Bill Clinton.  Saat itu Presiden Clinton dan Ibu Negara Hillary Clinton mengadakan jamuan buka puasa menyambut Idul Fitri pada 1996. Sejak itu tradisi itu terus berlangsung hingga Presiden George W. Bush.

Bush mengawali tradisi jamuan berbuka puasa di Gedung Putih pada 2001. Saat itu Bush mengundang 52 diplomat Muslim berbuka puasa bersama di Ruang Jamuan Makan Kenegaraan. Dalam acara itu, Presiden Bush berpidato dengan tema semangat perdamaian dan kerjasama dan menyatakan penghargaan kepada para tamu atas dukungan mereka bagi kampanye Amerika melawan terorisme.

 

Melanjutkan tradisi para pendahulunya, Presiden Barack Obama juga mengadakan acara iftar. Salah satu yang paling baru, Senin (22/6/2015) waktu setempat, Presiden Obama menggelar buka puasa bersama dengan  umat Muslim AS di Gedung Putih sebagai bagian penghormatan terhadap bulan suci Ramadhan.

Acara buka puasa juga dihadiri 40 staf diplomatik dan sejumlah anggota Kongres. Dalam sambutannya, Presiden Obama mengatakan, seluruh rakyat Amerika Serikat harus berdiri bersama untuk menolak diskriminasi untuk setiap pemeluk agama atau kelompok etnis. Obama juga menerima Samantha Elauf, yang maju ke Mahkamah Agung untuk membela haknya mengenakan hijab.