Fimela.com, Jakarta Jelang puasa 2015 publik dikejutkan dengan wafatnya aktor senior Rachmat Hidayat, Minggu 14 Juni 2014, pukul 04.30 WIB. Ia menghembuskan nafas terakhir di RS Santo Borromeus, Bandung, Jawa Barat, akibat penyakit jantung.
Rachmat Hidayat merupakan salah seorang aktor yang mengandalkan bakat alam, kariernya dalam dunia film tanpa dibekali pengetahuan akting secara akademis. Pendidikannya di sekolah rakyat saat itu ia tak selesaikan. Namun, prestasinya dalam film tak diragukan lagi.
(Baca juga: Dede Yusuf: Rachmat Hidayat Sosok Teguh Pendirian)
Lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat, 1 Juli 1933 itu awalnya tak berminat jadi aktor. Namun, hatinya luluh ketika diajak Masito Sitorus untuk menemui Usmar Ismail. Dari pertemuan itu, ia diajak berman dalam film Toha, Pahlawan Bandung Selatan.
Pada 1964, Rachmat Hidayat mendapat peran sebagai Wolter Robert Monginsidi dalam film Teror di Sulawesi Selatan yang disutradarai Bambang Hermanto. Berbagai peran ia lakoni dengan tekun. Berbagai prestasi pun ia raih.
Pada 1977, untuk pertama kali ia meraih Piala Citra sebagai Aktor Pendukung Terbaik dalam film Apa Salahku. Puncak prestasi ia raih pada 1989 saat menyabet Piala Citra sebagai Aktor Utama Terbaik dalam film Pacar Ketinggalan Kereta karya Teguh Karya.
(Baca juga: Deddy Mizwar: Rachmat Hidayat Aktor Berkarakter)
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 1991, Rachmat Hidayat kembali meraih Piala Citra sebagai Aktor Pendukung Terbaik karena perannya sebagai Obing dalam film Boss Carmad. Ia juga masuk nominasi FFI dalam November 1828, Tali Merah Perkawinan, Titian Serambut Dibelah Tujuh, dan Potret.
Kepergian Rachmat Hidayat untuk selamanya, memberi pelajaran betapa konsistensi sangat dibutuhkan dalam menjalani hidup sebagai aktor. Berbagai prestasi pemeran Wolter Robert Monginsidi itu akan menjadi catatan yang akan dikenang oleh insan perfilman di Tanah Air.