Eksklusif Pengakuan Krisna Mukti Soal Pernikahan Pura-pura

Edy Suherli diperbarui 21 Mei 2015, 08:03 WIB

Fimela.com, Jakarta tiba-tiba menjadi bahan perbincangan ketika seorang perempuan bernama melayangkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Depok, 13 Mei 2015. Kontan Krisna yang tidak mengumumkan secara terbuka pernikahannya dengan perempuan itu harus meladeni pertanyaan banyak pihak mulai dari keluarga, sahabat, rekan kerja, penggemarnya, dan juga insan pers.

Baca juga: Devi Benarkan Sudah Berbadan Dua Saat Dinikahi Krisna Mukti

Sekarang ini pria kelahiran Jakarta, 5 Ferbruari 1959 ini menjelaskan persoalan ini. “Saya memang menikahi Devi Nurmayanti, namun pernikahan itu bukan atas dasar cinta. Saya mau menikahi dia karena kasihan atas nasib dia, anak yang dikandung dan juga keluarga besarnya. Soalnya saat itu ia sudah hamil 3 bulan dan tak ada pria yang mau bertanggungjawab atas kehamilan Devi,” jelas Krisna Mukti.

Kesibukan anggota Komisi X DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini kian bertambah. Padahal, sehari-hari dia sudah dipusingkan dengan urusannya sebagai wakil rakyat yang berkantor di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Di tengah kesibukannya itu Krisna meluangkan waktu untuk wawancara dan pemotretan khusus dengan Bintang.com.

Ia tak mau meladeni wawancara dan pemotretan di gedung wakil rakyat karena tak mau urusannya sebagai wakil rakyat terganggu. Kediaman resminya di bilangan Kalibata Jakarta Selatan, dipilih sebagai tempat untuk menjelaskan duduk perkara pernikahan pura-puranya dengan Devi.

Memasuki kediaman bintang yang melambung lewat sinetron Aku Ingin Pulang (SCTV) ini seperti memasuki sebuah galeri seni barang-barang etnik dari seluruh nusantara. Nyaris di setiap sudut ruangannya ada barang kerajinan tradisional dari seluruh Indonesia. Ada lemari antik Palembang, perkakas rumah tangga dari bahan rotan khas Kalimantan, tanduk kerbau khas Toraja, kain tenun ikat dari Flores NTT, dan kerajinan tangan masyarakat Jambi.

Ia memang hobi mengoleksi barang-barang etnik di sela-sela tugasnya sebagai anggota dewan. “Ini baru sebagian ya, masih ada tiga gudang lagi yang belum dipajang,” ungkap pembawa acara Nikah Gratis ini. Inilah petikan wawancaranya kepada Edy Suherli dan Fathan Rangkuti pada Selasa (19/5/2015).

2 dari 3 halaman

Menikah Karena Belas Kasihan

Krisna menikahi Devy Nurmayanti karena iba. (Fathan Rangkuti/Bintang.com)

Mengapa Anda mau menikahi Devi?

Saya mau menikahinya karena belas kasihan. Saya iba dengan nasib Devi, janin yang dikandungnya dan juga keluarga besarnya. Soalnya saat itu ia sudah berbadan dua dalam keadaan hamil tiga bulan. Kian hari kehamilannya makin membesar. Karena stress Devi akan bunuh diri dengan keadaannnya itu. Astrid teman saya, yang menjadi teman Devi juga meminta saya untuk berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Devi. Caranya dengan menikahinya meski saya tidak ada rasa cinta sama sekali.

Anda mau menikahinya?

Iya, saya mau melakukannya karena kasihan. Sekali lagi karena kasihan dengan nasib Devi yang sudah kadung hamil namun tak ada pria yang bertanggungjawab atas semua itu.

Artinya, kebaikan yang sudah Anda lakukan ini dibalas dengan sebaliknya?

Silahkan saja kalau ada yang punya persepsi seperti itu pada Devi. Cuma saya ingin mengatakan Devi ini belum dapat hidayah dari Allah. Sehingga dia melakukan hal seperti itu. Semua itu mungkin karena ketidaktahuan. Makanya ekspresinya seperti yang kita lihat sekarang ini. Mereka berbicara tanpa ada fakta sama sekali. Akhirnya, memuat cerita yang tidak-tidak tentang saya.

Setelah menikah apakah Anda tinggal serumah dengan Devi?

Karena tugas saya hanya menikahi saja, setelah pernikahan ya pulang ke rumah saya. Dan Devi ke rumah orangtuanya. Memang pernikahan itu tidak seperti pernikahan kebanyakan yang dilandasi dengan cinta dan kasih, setelah itu membangun rumah tangga bersama. Berbeda kalau ada rasa cinta di balik pernikahan itu.

Setelah menikah ada tidak terpikir pernikahan itu akan berlanjut?

Ada juga keinginan seperti itu. Saya sempat berpikir mungkin Allah memberikan jodoh saya dengan jalan seperti ini. Siapa tahu setelah Devi melahirkan, saya akan tumbuh rasa cinta. Ternyata dia sudah bertingkah yang tidak sepantasnya. Bagaimana rasa cinta saya akan tumbuh kalau dia sudah bertingkah yang membuat saya tidak senang. Padahal saya pengen menikah ulang dengan dia setelah ia melahirkan.

Apa benar Anda berjanji akan memberikan tunjangan untuk Devi sebagai istri?

Saya memang ingin mengusulkan dia untuk menerima tunjangan sebagai seorang istri Wakil Rakyat. Namun karena kelakuannya seperti ini ya enggak jadi. Saya urungkan rencananya untuk mengusulkan agar ia mendapat tunjangan. Namun sebelum itu saya memang pernah memberikan uang ala kadarnya untuk uang belanja. Itu kan karena kebaikan saya.

Kejelekan seperti apa yang dilakukan Devi?

Dia selalu membantah, megeluarkan kata-kata yang memuat kuping saya merah. Saya mengira semua itu bawaan hamil. Namun ternyata berlanjut setelah ia melahirkan. Saya tidak mungkin marah-maraha tanpa alasan.

Setelah Devi melahirkan apa Anda sempat menjenguk?

Sempat menjenguk di rumahnya. Semua itu karena kesibukan saya sebagai anggota dewan. Terus terang semua itu di luar perkiraan saya selama ini. Terus terang menjadi anggota dewan benar-benar di luar dugaan saya kesibukannya akan seperti ini. Saya harus menyerap aspirasi, memperjuangkan aspirasi, kunjungan kerja, rapat dengan rekan kerja dan masih banyak lagi. Jadi enggak bisa sering jenguk.

Untuk kehidupan pribadi saja saya keteter. Biasanya beli CD musik atau film, potong rambut dua minggu sekali, sekarang tak bisa lagi. Dulu masih bisa nonton, sekarang tak bisa. Gimana mau urus orang lain, urus diri sendiri saja repot.

Anda dibilang tak pernah menyentuh Devi, seperti apa penjelasannnya?

Gimana mau sentuh, dia kan wanita hamil. Waktu menikahi dia saya tidak punya rasa cinta. Bagaimana saya mau menyetuh dia yang dalam keadaan hamil sama orang lain. Kan hal seperti itu dilarang oleh agama. Menjelang melahirkan perangainya mulai berubah. Kalau kita mau berubungan intim dengan seorang perempuan mood-nya harus bagus, dong. Ini perempuan makin hari makin menjengkelkan. Sekali lagi, bagaimana saya mau sentuh dia. Feel saya sama dia makin jauh. Apalagi sekarang dia sudah melahirkan, saya makin jauh dengan dia. Setelah itu, persoalan kita makin runcing sampai seperti sekarang ini.

3 dari 3 halaman

Jawab Isu Penyuka Sesama

Krisna Mukti kembali mengklarifikasi soal isu dirinya menyukai sesama jenis. (Fathan Rangkuti/Bintang.com)

 

Awalnya kapan ia mulai cari gara-gara?

Ya, sejak awal berhubungan dia sudah aneh. Masak menikah saja belum dia sudah minta dikontrakin rumah. Memangnya dia siapa. Kok mau dikontrakin rumah. Saya menikahi dia kan bukan karena cinta, namun karena kasihan. Namun saya tidak mengira persoalannya akan sepelik ini. Maunya saya kalau pun pisah, ya baik-baik lah. Toh saya sudah membantu dia saat diterpa persoalan hamil sedangkan tak ada pria yang bertanggungjawab. Lalu saya melontarkan ide untuk bercerai dan dia setuju. Namun karena kesibukan saya belum sempat memasukkan gugatan cerai di PA. Sampai akhirnya dia tak sabar dan sekarang mengajukan gugatan cerai lebih dulu.

Selama ini Anda sering sekali diisukan artis yang suka sesama jenis, apa karena itu Anda tidak menyentuh Devi kemudian isu itu mencuat lagi?

Selama ini saya sudah sering diisukan begitu. Sudah bertahun-tahun sejak saya masih aktif di sinetron dan presenter. Sekarang isu itu muncul lagi. Saya sudah tahu hal-hal seperti itu. Devi memang menceritakan kejadiannya apa adanya. Cuma seperti yang saya kemukakan tadi, ada alasan kuat mengapa saya tidak menyentuh dia. Selama ini wartawan hanya bertanya kepada Devi saja, sedangkan Devi tak tahu mengapa saya tidak menyentuh dia.

Jadi Anda tidak menyentuh Devi bukan berarti tidak suka dengan perempuan, kan?

Itu isu yang tidak benar. Sejak saya pertama terjun di dunia entertainmen 25 tahun lalu, gosip itu sudah ada. Tapi enggak apalah.

Apa ada upaya untuk meluruskan isu itu?

Ini saya sedang luruskan.

Apa Anda akan menikah lagi kalau yang kemarin pura-pura menikah?

Saya terus berusaha, semoga ada jalan ke arah itu. Doain dong. Dalam hidup saya tidak merencanakan, mengalir saja. Saya yakin Allah akan memberikan jodoh kepada saya seorang muslimah sejati.

Gugatan sudah diajukan Anda siap ke pengadilan?

Insya Allah siap. Saya tinggal menungu panggilan sidang saja. Kalau keterangan saya diperlukan saya akan hadir. Supaya persoalan ini cepat selesai. Dan semua pihak senang. Tidak ada statement yang saling memojokkan lagi. Dan kita kembali ke jalan masing-masing.

Bagaimana teman politisi dan konstituen, apakah mereka menanyakan hal ini?

Semua orang bertanya, ya saya memang harus menjelaskan kepada setiap orang yang saya kenal tentang duduk persoalan semua ini. Ya, saya harus menjelaskan. Mudah-mudahan melalui media hal ini bisa menjadi lebih jelas.

Baca juga: Pelajaran dari Kasus Krisna Mukti - Devi Nurmayanti

Hikmah di balik persoalan ini?

Saya harus lebih berhati-hati lagi kalau ada permintaan seperti ini saya harus berpikir ulang untuk mengambil keputusan. Saya tak mau menolong orang malah jadi bumerang. Ini yang kedua dalam hidup saya, menolong orang malah jadi bumerang. Saya ingin menekankan apa yang disampaikan pihak sana belum tentu benar, telaah dulu, jangan mudah mengambil kesimpulan.