Didi Petet, Aktor Serbabisa Peraih Banyak Penghargaan

Henry Hens diperbarui 16 Mei 2015, 06:22 WIB

Fimela.com, Jakarta Dunia film Indonesia baru saja kehilangan salah satu aktor terbaiknya, , yang meninggal dunia di hari ini, Jumat (15/5/2015). Almarhum dikenal selalu total dalam berakting dan mampu membawakan peran apapun dengan baik. Karena itu Didi Petet pantas disebut sebagai aktor serbabisa.

Berkat kegemilangan aktingnya, aktor kelahiran Surabaya ini sudah pernah mendapat berbagai penghargaan maupun nominator di sejumlah festival film. Setidaknya, ia sudah lima kali meraih piala dan lima kali menjadi nominator di berbagai festival film, plus sekali menjadi nominator di ajang Piala Vidya yaitu penghargaan di bidang televisi.

Didi mengawali debut di layar lebar lewat film Semua Karena Ginah di tahun 1985. Nama Didi Petet dikenal luas bahkan sampai sekarang lewat perannya sebagai Emon di film Catatan si Boy (1987) yang dibuatkan sampai lima film. Di tahun 1988, Didi berhasil meraih Piala Citra untuk pertama kali dan satu-satunya lewat film Cinta Anak Jaman di Festival Film Indonesia (FFI) 1988.

Kemenangan Didi saat itu cukup mengejutkan tapi juga sekaligus membuktikan kualitas aktingnya. Didi berhasil mengalahkan para nominator lainnya termasuk Slamet Rahardjo yang sebelumnya lebih diunggulkan karena bermain bagus sebagai Teuku Umar di film Tjoet Nja’ Dhien. Di tahun yan sama, Didi Petet memenangkan penghargaan lainnya yang tak kalah bergengsi.

Baca Juga: Penghargaan Keren yang Pernah Disabet Didi Petet Semasa Hidup

Ia terpilih menjadi Aktor Terpuji di Festival Film Bandung (FFB) lewat perannya sebagai Emon di Catatan si Boy. Setahun kemudian, Didi kembali meraih piala di ajang FFB. Kali ini berkat perannya di film Gema Kampus 66. Didi berperan sebagai Bustaman, pimpinan aktivis kampus yang kemudian menanggalkan idealismenya setelah terjun ke dunia kerja.

Didi kembali menunjukkan kepiawaian aktingnya dengan menampilkan perubahan yang drastis dari seorang mahasiswa idealis menjadi seorang pengusaha kaya yang tidak punya hati nurani. Setelah itu, Didi menjadi nominator di FFI 1990 sebagai Aktor Utama lewat film Joe Turun Ke Desa yang merupakan sekuel dari Namaku Joe. Saat itu Didi Petet sedang berada di puncak kepopuleran, film yang dibintanginya hampir selalu laris dan jadi box office.

Di FFI 1991, Didi kembali jadi nominator sebagai Aktor Utama lewat film Boneka dari Indiana. Di film tersebut, untuk kesekian kalinya Didi bermain bersama Meriam Bellina. Di saat perfilman Indonesia sedang mati suri di tahun 1990-an, Didi sempat bermain di film Si Kabayan Cari Jodoh dan kembali terpilih sebagai Aktor Terpuji di FFB 1994.

Baca Juga: Mengenang Didi Petet Lewat Catatan Si Boy & Si Kabayan Saba Kota

Saat film Indonesia kembali bangkit, Didi Petet kembali jadi nominator, kali ini di FFI 2004 sebagai Aktor Pembantu di film Pasir Berbisik. Di tahun ini, ia meraih penghargaan Lifetime Achievment Awards di ajang Indonesia Movie Award. Penghargaan tersebut bisa dibilang mentahbiskan Didi Petet sebagai salah satu aktor legendaris Indonesia.

Setelah itu, ia sempat menjadi nominator Aktor Utama lewat film Jermal di ajang Indonesia Movie Award 2010. Di tahun 2011, Didi menjadi nominator sebagai Aktor Pembantu Terbaik lewat perannya di film televisi Bakpao Pingping di ajang Piala Vidia. Terakhir, Didi menjadi nominator sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik di FFI 2013.

Berbagai penghargaan yang pernah disematkan pada semakin menegaskan kelasnya sebagai salah satu aktor terbaik Indonesia. Namanya akan selalu dikenang dan mungkin tak akan pernah tergantikan oleh penonton film Indonesia.