Fimela.com, Jakarta Industri musik yang tengah lesu tak membuat para musisi tanah air kehilangan gairah mencipta lagu. Rio Febrian misalnya yang mengadalkan restoran cepat saji untuk mendistribusikan album terbarunya bertajuk Love Is. Album keenam Rio kali ini begitu istimewa lantaran direkam di Swedia. Bahkan ia juga berkolaborasi dengan musisi negara tersebut.
Rio yakin albumnya bakal laris manis di pasaran. Apalagi menurutnya inisial RF tengah menjadi buah bibir di masyarakat seiring maraknya bisnis prostitusi online yang kabarnya melibatkan artis.
"Mudah-mudahan ya. Kan lagi heboh tuh RF, itu Rio Febrian loh yang urutan tiga dan harganya 80 juta. Hahaha," ucap Rio Febrian lalu tertawa di peluncuran albumnya, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/5/2015).
Sebanyak 13 lagu yang disajikan Rio dalam album Love Is. Sebagian lagunya ia ciptakan di Swedia selama penggarapan album berlangsung. Paling tidak, di Swedia Rio merasakan suasana baru yang merangsang mood-nya mencipta lagu. "Kalau lagu berdasarkan cerita yang dialami, cerita yang dilewatkan dan mood tertentu. Mungkin di Swedia dapat suasana baru, pemandangannya bagus-bagus, jd menginspirasilah," ujarnya.
Selain melibatkan musisi Eropa, Rio Febrian juga bekerja sama dengan musisi Indonesia seperti Lale, Ilman (Maliq & D'Essentials) Nino (RAN) dan bahkan Mala Numata yang membantunya membuat lagu Matahari. Sebuah lagu yang tercipta lantaran berdasarkan cuaca Swedia saat itu sedang musim semi sehingga matahari enggan menampakkan wujudnya.
Rio Febrian beraharap kerja kerasnya bisa diterima oleh penikmat lagu-lagunya. Terlebih jarak antara album kelima dan keenam yang dirilisnya saat ini terpaut cukup jauh. Setidaknya, Love Is diharapkan bisa membayar kerinduan penggemar setianya. "Mudah-mudahan lagu saya dapat dinikmati semuanya," ucapnya.