Listrik Stabil Jadi Alasan Rio Febrian Rekam Album di Swedia

Altov Johar diperbarui 14 Mei 2015, 19:34 WIB

Liputan6.com, Jakarta Setelah 6 tahun tak mengeluarkan album, Rio Febrian akhirnya merilis album ke-6 bertajuk Love Is. Album ini sebagian lagunya direkam Rio di Swedia dan melibatkan musisi di sana. Total sebanyak 13 lagu yang tersaji di album Love Is perpaduan antara musik Melayu dan Eropa.

Bukan tanpa alasan Rio merekam albumnya di Swedia. Sebenarnya diakui Rio, Indonesia memiliki alat recording yang lebih baik ketimbang Swedia. Namun untuk urusan aliran listrik, Swedia lebih unggul dari pada Indonesia. Menurut Rio, aliran listrik yang kuat membuat produksi rekaman semakin baik.

"Studio di sini sebenernya lebih bagus ketimbang di Swedia, alatnya sama. Cuma listrik di sana bagus banget ketimbang di sini yang turun naik. Soalnya listrik mempengaruhi juga buat produksi album," kata Rio Febrian saat jumpa pers peluncuran albumnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/5/2015).

Rio pun cukup puas dengan hasil album keenam tersebut. Menurut Rio, sound yang terdengar lebih bagus dari album sebelumnya. "Mixing juga di Swedia dan hasilnya juga bagus dari album sebelumnya. Sistem belajar rekaman di sana yang gue dapat, jadi sambil belajar juga," ungkapnya.

Selama sepekan Rio menetap di Swedia selama proses penggarapan albumnya. Langkanya wujud matahari terlihat lantaran musim semi menjadi inspirasi Rio mencipta lagu berjudul Matahari. Lagu itu dicipta Rio bersama musisi tanah air.

"Suatu hari ada matahari keluar, akhirnya dibikin lagu. Tulis lirik kayaknya maksa, akhirnya minta bantuan ke Mala Numata. Lirik lagu Matahariku ini awalnya saya sudah tulis, tapi kata Mala liriknya nggak bagus, jadi diganti sama dia," tandas Rio Febrian.