Fimela.com, Jakarta Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sudah merambah dunia entertainmen. Ia terjun sebagai model untuk pemotretan sejumlah produk komersial. Meski menekuni dunia model, pendidikan tetap nomor satu bagi perempuan berzodiak Leo ini.
Dari ranah model ia merambah dunia akting. Karina bermain di film berjudul Gaby dan Lagunya (2010). Berhasil main di film pertama menjadi pembuka untuk film-film selanjutnya. Karina kemudian bermain dalam film Pirate Brothers (2011), Aku, Kau & KUA (2014), (2015) dan Pizza Man (2015). Yang paling anyar adalah film Zodiac Theory yang akan tayang pada bulan September 2015.
Baca juga: Karina Nadila Punya Pengalaman dengan Tuyul
Untuk film terbarunya ini proses syuting sudah selesai, tinggal penyelesaian di beberapa bagian saja. “Kalau tidak ada halangan September nanti akan tayang di seluruh bioskop kota-kota besar di Indonesia. Doain semoga semua persiapan lancar dan film ini bisa diterima masyarakat,” terang Karina yang beradu akting dengan Derby Romero, Enzy Storia, Julian Liem, dalam film ini.
Baca juga:Penakut, Karina Nadila Justru Hobi Nonton Film Horor
Di tengah kesibukannya beraktivitas, dara kelahiran Jakarta, 21 Agustus 1992 ini meluangkan waktu untuk pemotretan khusus dengan Bintang.com. Profesionalitas seorang Karina memang terlihat. Macetnya jalanan ibukota tak membuat telat tiba di lokasi pemotretan.
Mengusung konsep pemotretan out door Karina tampil menawan. Sosok Karin menjelma menjadi seorang perempuan metropolitan nan anggun dengan latar belakang hutan beton Jakarta dan langit ibu kota yang cerah berawan.
Teriknya sinar sang surya tak membuatnya gentar. Malah ia tertantang untuk menuntaskan sesi pemotretan yang berlangsung di rooftop Hotel Artotel di bilangan Thamrin Jakarta Pusat, pekan silam. “Konsep pempotretan apa saja akan aku jalani, asal semua itu masih wajar. Termasuk konsep yang disodorkan pada saya untuk pemotretan kali ini. Soal terik sinar matahari itu hal yang wajar. Namanya juga outdoor,” katanya kepada Edy Suherli dari Bintang.com. Inilah sisi lain tentang perempuan berdarah Bukittinggi Sumbar dan Kupang NTT ini.
What's On Fimela
powered by
Ingin Melanjutkan Kuliah di London
Karina baru saja menyelesaikan studinya di Indonesia Banking School Jakarta sebulan silam. Lalu apa rencana selanjutnya setelah gelar sarjana ekonomi strata satu bidang akuntansi itu diraih?
Ternyata Karina belum puas dengan apa yang sudah dicapai. Ia masih pengen meneruskan studinya di jenjang yang lebih tinggi. “Saya ingin meneruskan kuliah di London, Inggris. Kali ini bidang marketing komunikasi yang akan ditekuninya,” terang Karina.
Beberapa pekerjaan yang ada di Jakarta yang masih tersisa akan segera dituntaskannya. Termasuk film terbaru yang akan release pada September 2015 nanti. Karina menambah panjang daftar artis tanah air yang menempuh pendidikan di negeri-nya Ratu Elizabeth itu. Di antaranya ada Nadia Saphira, Vidi Aldiano yang belum lama selesai. Ada juga Maudy Ayunda, Nadia Saphira dan Gita Gutawa yang tidak lama lagi juga akan selesai.
Saat ditanya mengapa ingin menekuni marketing komunikasi, dengan lugas ia mengatakan ingin peluang di bidang ini amat besar dan terbuka. Dan Karina ternyata punya rencana untuk menekuni bisnis property setelah kuliah di Inggris itu selesai. “Saya penya renana menekuni dunia bisnis selain dunia entertainmen yang kini dijalani. Dunia entertain itu kan ada masanya. Tidak mungkin kita bisa bertahan terus. Regenerasi akan terjadi di dunia entertainmen. Setiap hari muncul pendatang baru yang siap menggantikan yang lama. Sebelum tergusur saya harus iap-siap cari cadangan,” katanya.
Kedua orang tua Karina Putri Jumaini (Buktitinggi) dan Lukius Niab (Kupang) men-support keinginannya ini. “Saya beruntung punya orang yang amat men-support segala rencana dan keinginan saya. Tanpa itu semua tak mungkin saya bisa melakoni berbagai pekerjaan di dunia entertainmen dan juga menuntaskan sekolah. Love you mami dan papa,” katanya.
Antara Bukit Tinggi dan Kupang
Karina memiliki wajah yang eksotis. Sekilas wajahnya seperti artis-artis Indonesia yang punya ayah atau ibu berkebangsaan Eropa, Arab, atau negara asing lainnya. Ternyata kedua orang tuanya asli Indonesia.
“Mama dan papa saya itu asli Indonesia. Mama berasal dari Buktitinggi. Kalau papa dari Kupang NTT. Saya selalu rindu dengan kampung halaman mama dan papa. Soalnya keduanya punya keunikan sendiri-sendiri. Itu yang membuat saya kangen ingin kembali ke sana dan kembali lagi,” kata perempuan yang suka travelling ini.
Pemandangan alam Minangkabau seperti Ngarai Sianok, perbukitan nan elok, sawah luas yang membentang bagai permadani adalah sisi-sisi yang sering dirindukan Karina. “Kalau pulang ke Bukittinggi biasanya dari Padang pasti lewat darat. Nah, perjalanan darat itu yang menakjubkan. Yang paling menakjubbkan ya Ngarai Sianok. Kalau di kampung mama yang bikin aku pengan berlama-lama adalah sawah-sawahnya. Nyaman dan tentram banget kalau sudah di sana,” katanya.
Panorama Kupang dan alam Nusa Tenggara Timur juga tak kalah menariknya bagi Karina. “Kalau kampung halaman papa di Kupang dan NTT pada umumnya yang menarik itu pantai dan pulau-pulau nya. Saya paling betah kalau sudah bermain di pantai. Di kota Kupang ada sebuah pantai yang indah banget. Namanya pantai Lasiana. Dari pantai ini kita bisa menyaksikan sunrise di pagi hari dan juga sunset di senja hari,” ujarnya bangga.
Karina adalah tipe orang yang fleksibel. Ia bisa bertamasya a la backpacker atau seperti orang kaya dengan koper yang besar. “Terus terang untuk urusan travelling aku termasuk yang fleksibel. Kalau pas ada duit yang dengan koper, tapi kalau dana sedang pas-pasan yang backpacker juga tak masalah,”kata Karina yang berencana akan mengunjungi Hong Kong dan Denmark dalam waktu dekat.
Banyak hal yang didapat Karina setelah melakoni sebuah sebuah perjalalan. “Pertama manfaat yang dirasakan adalah refreshing. Setelah sibuk dengan jadwal pekerjaan yang padat, saya bisa menyegarkan pikiran dengan jalan-jalan dulu. Di lokasi yang dituju ada banyak pelajaran yang bisa dipetik. Dari kebudayaan setempat, mencicipi kuliner dan mencari benda-benda antik untuk souvenir,” terangnya.
Namun, seindah-indah negeri orang, bagi Karina masih tetap elok negeri sendiri. “Dari dua daerah papa dan mama saya asaja sudah tak terhitung tempat wisata elok yang bukan hanya dikagumi orang Indonesia, tapi juga turis dari mancanegara. Belum lagi kalau kita mau mengeksplorasi daerah lainnya di Indonesia. Pokoknya, Indonesia itu surganya tempat wisata deh,” terangnya.
Karana itu Karina amat senang saat dapat syuting film yang lokasinya di tempat wisata. Pekerjaan yang berat jadi tak terasa karena bisa sambil berwisata. Seperti kata ungkapan lama, sambil menyelam minum air. Sekali kayuh dua tiga pulau terlampaui.