Okky Asokawati: Demo Hari Buruh Tak Boleh Anarkis

Edy Suherli diperbarui 01 Mei 2015, 18:05 WIB

Fimela.com, Jakarta Okky Asokawati anggota DPR RI yang bertugas di komisi IX DPR RI yang membidangi persoalan tenaga kerja dan transmigrasi, kependudukan dan kesehatan, berharap demo buruh yang masih terjadi sampai sore ini untuk menyambut alias May Day tetap berjalan aman dan tertib. Menurutnya menyuarakan aspirasi tidak harus dengan kekerasan dan anarkis.

Baca juga: Yang Terjadi di Tanggal 1 Mei Selain Hari Buruh Internasional

Okky Asokawati yang dulu aktif sebagai peragawati dan model itu menganggap aspirasi kaum buruh adalah keniscayaan. “Buruh itu menyalurkan aspirasi karena ada sesuatu yang kurang. Yang paling sering disuarakan adalah soal upah atau UMR (upah minimum regional). Silahkan disuarakan kalau masih ada yang belum pas atau belum cocok, namun menyuarakannya tidak harus dengan kekerasan dan anarrkis,” katanya saat dihubungi di Jakarta, pada Jumat (1/5/2015).

Anggota DPR RI dari Fraksi Persatuan Pembangunan ini meminta pemerintah bisa bertindak sebagai bapak yang  bijaksana menghadapi persoalan buruh dan pengusaha yang selalu muncul. "Pemerintah itu harus bisaksana dan tak berat sebelah. Jangan saat bertemu pengusaha mereka bilang akan belain pengusaha, namun ketika bertemu buruh balik pengusahanya yang digencet. Harus ada solusi yang membuat buruh senang dan pengusaha nyaman," tambahnya.

Baca juga: May Day, Ribuan Buruh Bergerak Menuju Jakarta Dengan 11 Tuntutan

Para buruh atau organisasi buruh harus terus menerus menjalin komunikasi yang intens dengan rekan mereka yang duduk di dewan pengupahan nasional. “Aspirasi itu tak harus disuarakan dengan demo seperti yang terjadi pada hari ini. Kapan pun bisa disuarakan. Makanya komunikasi dengan wakil buruh yang duduk di dewan pengupahan nasional harus terjalin dan lancar,” ujarnya.

Setiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh International atau May Day. Dahulu di zaman Orde Baru buruh dilarang melakukan peringatan Hari Buruh Internasional. Sekarang di zaman reformasi semua buruh bebas melakukan peringatan dengan berbagai cara. Yang terbanyak dengan demo atau unjukrasa menuntut perbaikan nasib buruh. Malah pemerintah menetapkan setiap tanggal 1 Mei menjadi hari libur nasional.

What's On Fimela