Fimela.com, Jakarta Eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap para terpidana narkoba menuai pro dan kontra. Tak hanya di dalam negeri, permohonan untuk menggagalkan eksekusi tersebut datang dari berbagai pemimpin negara dunia.
Terkait hal ini, Lukman Sardi pun sedikit memberikan tanggapannya. Ia mengatakan bahwa hukuman mati bagi seorang terpidana adalah sebuah pilihan dilematik.
"Ini suatu hal yang dilematik. Kalau kejahatan kan emang harus ada sisi jeranya, akhirnya ada hukuman mati," kata Lukman Sardi di acara Indonesian Movie Award to Campus, Universitas Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (29/4).
"Namun dari sisi kemanusiaan (terlihat) miris, ini orang tahu bakal meninggal, dan di sisi lain apa yang dia lakukan membuat orang meninggal. Dari sisi manusiawi, ini sesuatu yang gak enak," kata Lukman.
Ditanya tentang setuju atau tidak setuju, Lukman Sardi mengelak. Ia tetap melihat hukuman mati bagi seorang manusia dari dua sisi yang berlawanan. Tentunya, pro kontra dalam hal ini adalah sesuatu yang wajar.
"Sebenernya, selama itu sesuai porsinya, tatanan hukumnya dijalankan benar, ada sesuatu yang terjadi, buat gue tetap dilematik. Gue ga bisa bilang setuju atau ga setuju, menurut gue tetap dilematik," imbuhnya.
Hukuman mati memang menjadi hukuman kontroversi di dunia. Saat ini, banyak negara yang telah meninggalkan hukuman paling tinggi (eksekusi mati) tersebut. "Kita berada di posisi yang sangat dilihat, karena banyak yang datang ke Indonesia, gue mau berjalan sesuai dengan proses," tutur Lukman.