Wawancara Eksklusif Gandhi Fernando: "Wanita Sumber Inspirasi"

Regina Novanda diperbarui 29 Apr 2015, 18:43 WIB

Fimela.com, Jakarta Ferdinandus Gandhi atau Gandhi Fernando merupakan salah satu artis muda berbakat Indonesia. Selain aktor, Gandhi juga aktif menjadi seorang produser dan penulis skrip film. Tentu bukan hal yang mudah karena tak banyak orang yang memiliki sejumlah bakat seperti Gandhi. 

Di usia yang masih 25 tahun, sederet judul film sudah pernah dibintangi dan diproduseri oleh Gandhi. Ada The Right One, Tuyul, Comic 8: Casino Kings, Pizza Man, Midnight Show dan Visionary. Film terbarunya yang bertajuk Tuyul cukup sukses di pasaran.

Rencananya, Gandhi akan membuat sekuel kedua dan ketiga dari film bergenre horor tersebut. Apa saja yang akan dikerjakan Gandhi dan bagaimana ia mendapat inspirasi dalam berkarya. Yuk, kita simak wawancara eksklusif Bintang.com dengan Gandhi Fernando berikut ini.

Setelah kesuksesan film Tuyul, apakah kamu berniat untuk membuat sekuel lanjutannya?

Ya, tahun depan saya mau buat sekuel kedua dan ketiga Tuyul. Dua film itu syutingnya di tahun depan. Tapi buat sekuel ketiga akan rilis di tahun 2017.

Apasih yang membuat kamu yakin untuk membuat trilogi Tuyul?

Menurut saya satu Indonesia tahu akan tuyul. Jadi materinya itu udah kuat. 

Untuk film terbaru kamu yang berjudul Pizza Man, Apa yang menjadi sumber inspirasi cerita?

Untuk film Pizza Man itu inspirasinya dari kekuatan wanita. Sosok ibu saya jadikan sumber inspirasi.

Apa alasan kamu membuat film bertemakan kekuatan wanita?

Potret keluarga yang tak harmonis, itu yang membuat saya mengangkat sosok wanita. Ibu saya adalah orang yang kuat meski keluarga kita kurang harmonis. Hal seperti menjadi inspirasi yang sangat kuat bagi saya.

Kenapa sosok wanita sangat dominan di film-film seorang Gandhi?

Seperti saya katakan tadi. Karena wanita sebenarnya memiliki kekuatan yang besar. Jadi kekuatan film saya adalah wanita-wanita yang kuat seperti ibu saya.

Bisa ceritakan tentang kekuatan wanita di film-film terbaru kamu?

Kalau di film Tuyul itu tentang seorang perempuan yang ingin melindungi suami dan anaknya. Lalu kalau di film Pizza Man tentang tiga sahabat cewek yang disakiti sama laki-laki dan mereka ingin bales dendam lewat manager dari restoran Pizza yang sedang delivery ke rumahnya. Lalu Midnight Show, tentang ibu yang bekerja di bioskop hingga larut malam. Ketika si ibu ingin pulang ketemu anaknya, dia dihadapi oleh keadaan misterius di bioskop tempat dia bekerja.

2 dari 2 halaman

1

Genre film apa yang ingin kamu dalami?

Rasanya nggak ada, semua genre ingin saya coba garap asal ceritanya bagus. Nanti saya juga mau bikin film biopik di tahun depan. Lalu sama komedi horor yang berkualitas. Tahun depan ada horor dan drama komedi juga.

Apakah kamu tertarik untuk menggarap film eksyen?

Ya, film terbaru saya bertajuk Midnight Show itu temanya eksyen-horor. Pemainnya Acha Septriasa dan Ratu Felicia. Rencananya akan rilis tahun ini, tapi belum pasti juga. Nantinya film ini tayang akan di Amerika terlebih dulu.

Bagaimana kamu membagi peran antara pemain dan produser?

Susah banget. Sebenarnya saya lebih suka jadi aktor daripada produser. Kalau aktor dateng tinggal main aja. Kalau produser, karena saya suka bercerita aja.

Apa yang menjadi motivasi Gandhi untuk berkontribusi di dunia film?

Saya itu orangnya males kalau hanya nunggu. Lebih baik saya bikin film saja daripada lama-lama menunggu. Saya bukan tipe orang yang nunggu bola tapi saya harus kejar bola itu. Nanti pada akhirnya orang juga bakal tau siapa Gandhi Fernando.

Bagaimana langkah seorang Gandhi untuk memajukan perfilman Indonesia?

Perubahan tidak akan pernah terjadi jika tidak ada yang berani untuk berkomentar. Saya orangnya suka beropini lalu melakukan tindakan. Saya juga orangnya frontal. Dunia industri kreatif itu bisa membuka banyak lapangan pekerjaan jadi harus dimanfaatkan sekali.

Terakhir, film dimata Gandhi itu apa artinya?

Hidup saya. Dari dahulu saya saya suka banget nonton film. Kalau sudah nonton film, saya seperti keluar dari kepenatan drama hidup saya. Semacam pelarian dari masalah. Film itu seperti sebuah terapi bagi saya.

 

Trailer film 'Pizza Man'