Fimela.com, Jakarta Maraknya pemberitaan pesta bikini membuat psikolog dan pemerhati anak, Seto Mulyadi, ikut berkomentar. Sebelumnya, Arzetti Bilbina, Ashanty, pun sempat berkomentar. Menurut Kak Seto, pesta bikini akibat kurikulum pendidikan yang terlalu padat dan penuh hapalan.
“Siswa kurang diberikan kesempatan untuk berekspresi, baik di bidang musik, olahraga, dan kemampuan lainnya,” jelas Kak Seto saat dihubungi Bintang.com, Senin (27/4/2015).
(Baca juga: Arzetti Bilbina Akan Bicarakan Persoalan Pesta Bikini di DPR)
Kak Seto menilai, saat lepas Ujian Nasional (UN) para siswa kemudian mengekpresikan berbagai keinginannya yang selama ini kurang diberikan perhatian. Apalagi, UN kurang memberikan kreasi karena cenderung hapalan. Ia mencontohkan corat-coret, geng motor, narkoba, seks bebas, pesta bikini.
“Akibatnya, yang selalu disalahkan itu anak-anak atau para siswa. Mereka sering dituduh tidak bermoral, tidak beretika, dan lain-lain,” kata Kak Seto.
Kondisi itu makin diperparah dengan keluarga yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga mereka kurang memberikan perhatian kepada anak. “Tumbuh kembang anak sangat membutuhkan bimbingan orang tua,” kata Kak Seto.
(Baca juga: Soal Pesta Bikini, Ashanty Pastikan Aurel Tak Ikutan)
Selain itu, Seto Mulyadi juga meminta agar guru-guru diberikan pelatihan. Ia menilai ada guru yang sudah mengajar lama, tapi tidak diberikan pelatihan. Dengan diberikan pelatihan, para guru akan lebih memahami tentang berbagai persoalan tentang siswa, seperti tindak kekerasan, baik fisik maupun psikis yang mereka alami.