[Eksklusif] Ketika Laura Basuki Menghadapi Dilema

RiswinantiAltov Johar diperbarui 16 Apr 2015, 12:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak orang gamang menentukan arah saat dihadapkan pada dua pilihan yang sama berat. Misalnya apakah akan mengutamakan karier atau memilih keluarga. Kadang kalah ketika salah satu dari alternatif itu diutamakan yang lain terbengkalai. Kalau dua-duanya dilakukan hasilnya kadang kurang maksimal. Seperti apa bintang film Laura Basuki menghadapi dilema seperti ini?

Laura Basuki terbilang aktris yang selektif dalam memilih peran yang akan dia mainkan. Ia lebih sedikit tapi bagus, daripada banyak namun tidak bagus. Makanya sinetron stripping yang syutingnya tak mengenal waktu, dari pagi hari sampai pagi hari lagi, dia hindari. Ia lebih memilih film yang persiapannya panjang dan matang. Ini bukan berarti ia anti bermain untuk sinema yang tayang di televisi.

“Aku memang lebih banyak main film karena film selama ini lebih enjoy. Untuk sinema yang tayang di televisi juga pernah kok, tapi memang tidak banyak,” terang Laura Basuki belum lama berselang dalam acara pemotretan khusus dengan tim Bintang.com di Wakai, Senayan City, Jakarta Pusat.

Main film pun ia tak mau banyak-banyak. “Dalam berakting saya memang lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Saya tidak menyalahkan orang yang berpikir sebaliknya. Itu kan pilihan, silahkan saja. Kalau saya seperti ini, tak mau banyak tapi berkualitas,” ujar Laura yang belum lama ini bermain dalam film terbarunya Love & Faith bersama Rio Dewanto, Ferry Salim, Dion Wiyoko, dll.

2 dari 4 halaman

Laura Basuki Belajar Cinta dari Film

Foto Profil Laura Basuki (Galih W. Satria/bintang.com)

Lewat film yang disutradarai oleh Benni Setiawan itu, Laura Basuki banyak belajar tentang kehidupan dan cinta. “Saya amat kagum dengan sosok Ibu Lim Kwei Ing sebagai istri Pak Kwee Tjie Hoei. Kekuatan cinta membuat mereka sukses membangun perusahaan dan juga membina keluarga. Dia adalah sosok istri yang setia dan support suami banget,” katanya.

Inilah salah satu alasan mengapa istri dari Leo Satrya Sanjaya mau terlibat dalam film yang bersetting tahun 1940-1970-an ini. “Awalnya saya dikasih novelnya dulu sebelum diajak terlibat dalam film ini. Wah pikir saya ceritanya bagus dan inspiring banget. Dari sana saya mulai interest untuk terlibat. Makanya saya mau terlibat dalam film yang diangkat dari kisah nyata ini,” akunya.

Lihat juga: Laura Basuki & Rio Dewanto in "Love And Faith"

Satu hal yang menjadi kemudahan sekali gus tantangan buat perempuan kelahiran Berlin, Jerman, 9 Januari 1988 karena tokoh utama dalam film ini masih hidup. “Selain reading skenario, saya, Rio Dewanto dan beberapa pemain lainnya ikut bertemu dengan Pak Kwee Tjie Hoei dan Ibu Lim Kwei Ing. Dari pertemuan dan berdialog dengan keduanya saya bisa belajar bagaimana gestur dan mimik mereka saat berbicara, berjalan, dan sebagainya. Hal amat membantu saya mendalami karakter,” ungkap pemain film Di Timur Matahari ini.

Tantangannya apa dong? “Justru karena banyak tokoh-tokoh di film ini masih hidup saya tidak boleh bermain jelek. Soalnya setelah syuting akan ditonton oleh tokoh asli, anak dan cucunya, serta kerabat. Bagaimana jadinya kalau yang saya perankan jauh dari karakter tokoh dalam film ini. Tapi untungnya setelah selesai dan mereka menyaksikan filmnya responnya tidak mengecewakan,” tukas perempuan berkulit putih ini.

Baca juga: Laura Basuki Nguping Obrolan Kru Love & Faith

Laura Basuki amat berkesan dengan adegan dansa. Karena selama ini ia mengaku tak bisa menari. Karena tuntutan skenario ia pun belajar dansa. “Adegan dansa dengan Rio amat berkesan. Soalnya saya kan tak bisa menari sebelumnya. Ya sebagai pemain film professional saya harus belajar. Saya kursus kilat dansa deh. Makanya saat syuting adegan dansa saya deg-degan. Soalnya adegan itu lumayan lama,” ungkap peraih piala citra untuk Pemeran Utama Wanita terbaik di Festival Film Indonesia 2010 (lewat film 3 Cinta 2 Dunia 1 Cinta).

Laura juga berutung punya lawan main yang kompak seperti Rio Dewanto. Selama dua bulan ia menyambung kemistri dengan suami Atiqah Hasiholan itu. Dan hal itu diakui Laura bisa ia lakukan. “Pokoknya tanda kalau saya sudah bisa membangun kemistri dengan seseorang, seperti dengan lawan main ketika kami sudah bisa ngomogin atau ngerumpiin orang lain, hahaha,” katanya tergelak.

Terlibat dalam film Love & Faith ini Laura Basuki tak hanya dapat materi, namun juga pengalaman. Pengalaman mengarungi hidup, membina cinta dengan orang terkasih agar bisa sampai di pulau impian. Bukan hanya dari film ini, dari film-film sebelumnya yang ia bintangi juga banyak belajar.

3 dari 4 halaman

Laura Basuki: Eat, Fashion and Book

Foto Profil Laura Basuki (Galih W. Satria/bintang.com)

Ada tiga hal yang membuat Laura Basuki bersemangat dalam hidup ini. Tiga hal itu adalah makanan, fashion dan buku. Dengan tiga hal itu menurut hidup akan berwarna. Dengan makanan hidup menjadi menyenangkan. Dengan fashion hidup menjadi gaya. Dan dengan buku hidup akan penuh dengan inspirasi.

Tahukan Anda kalau Laura Basuki adalah tipe orang yang tak ada pantangan dalam hal makanan. Dengan kata lain ia adalah pemakan segala. Tapi kok tidak gemuk ya? "Memang banyak orang yang heran saat saya katakan kalau saya bisa langsing seperti ini bukan karena program diet. Padahal kenyataannya memang begitu, tak ada diet-dietan dalam hidupku," aku pelahap Shushi ini.

Baca juga: Dengar Pengakuan Laura Basuki, Anda Pasti Iri

Ternyata alumni fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara ini memang tidak berbakat gemuk. “Saya memang enggak bakat gemuk, meski sudah makan ini dan itu. Pokoknya segala saya makan deh, namun tetap saja badanku segini-segini aja. Syukur deh, saya tidak ada problem sama sekali dengan berat badan. Kalau orang lain harus diet mati-matian, saya enggak perlu tuh,” tambahnya.

Selera fashion Laura ternyata tak rumit. Ia lebih senang busana dengan warna terang seperti putih dan modelnya pun tak neko-neko. “Buat saya warna putih itu bisa masuk ke mana pun dan dalam situasi apa pun. Karena itu saya suka banget busana dengan bahan dasar putih. Kalau soal model saya tak mau yang tak macam-macam. Yang simple aja namun elegance,” tambahnya.

Selain soal makanan dan busana, ia juga amat tergila-gila dengan novel. Saat sudah membaca sebuah novel ia akan punya imajinasi sendiri tentang cerita yang sedang ia baca. “Saya memang suka sekali membaca novel. Pokoknya bisa lupa waktu deh kalau sudah membaca novel,” kata Laura. “Saya sudah membaca novel sejak kelas 5 SD. Awalnya saya suka baca novelyang mudah dicerna," tambahnya.

Baca juga: Ini 'Dunia Lain' Laura Basuki

Lewat novel Laura juga banyak mendapat inspirasi. “Novel itu ceritanya bermacam-macam, ada yang fiksi dan non fiksi. Dari sana banyak sekali yang bisa kita ambil pelajaran. Dalam konteks saya sebagai pemain film, kegemaran membaca novel amat membantu mendalami skenario. Jadi saat reading cepat mencernanya,” katanya.

4 dari 4 halaman

Bagi Laura Basuki Keluarga Segalanya

Foto Profil Laura Basuki (Galih W. Satria/bintang.com)

Laura Basuki punya prinsip tegas dalam menjalani hidup. Karier boleh saja namun baginya keluarga tetap yang utama. Karena itu sebelum mengambil sebuah pekerjaan ia akan berdiskusi dengan suami tercinta. Sebelum ia menikah dengan Leo Satrya Sanjaya, tempatnya berkonsultas adalah kedua orang tuanya; Wibowo Basuki dan Thi Kieu Tien.

Jadi saat ditanya mana yang akan ia pilih antara karier dan keluarga Laura sudah punya jawaban tegas dan lugas. “Saya pilih keluarga dong. Buat apa capek-capek kerja siang dan malam kalau keluarga berantakan. Percuma kan uang banyak tetapi menderita,” tukasnya.

Laura yang menikah dengan dengan Leo Sanjaya pada 25 Juni 2011 silam, amat berbahagia dengan pernikahannya. Soalnya ia bertemu dengan pria yang amat menyayangi dan mencitainya. “Puji Tuhan saya amat bersyukur mendapatkan pasangan yang amat mengerti dan menyayangi. Selama ini perjalanan rumah tangga kami baik—baik saja,” katanya.

Soal momongan Laura dan suami juga tidak terlalu. “Untuk soal itu kami menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Kalau diberi kami terima, kalau pun belum tidak akan membuat kami membenci Tuhan. Saya yakin Tuhan punya rencana yang baik untuk kami. Kapan waktunya akan diberi momongan Dia sudah atur kok. Jadi kami nyantai aja soal momongan,” papar Laura Basuki.

Laura dan Leo juga senang karena orang tua mereka pun tidak terlalu menuntut. “Orang tua kami juga sama. Mereka juga tidak mendesak-desak. Pokoknya mengalir saja menjalani hidup ini. Toh dengan menikah dengan suami saja saya sudah mendapatkan kebahagiaan,” tegasnya.