Fimela.com, Jakarta Prosesi pernikahan adat Solo tidak hanya diadakan sebelum akad nikah saja. Ada sedikitnya 13 langkah yang harus dilewati sebelum kedua mempelai mengadakan resepsi pernikahan. Apa sajakah? Cekidot!
Akad Nikah
Pelaksanaan hijab kabul dilakukan dengan menyerahkan mas kawin seperti uang, emas dan seperangkat alat sholat yang disaksikan oleh ayah serta wali, dan petugas KUA.
Setelah itu pengantin laki-laki diapit oleh 2 kerabat dekatnya yang laki-laki tiba di depan gerbang rumah pengantin perempuan dan pengantin perempuan keluar dari kamar pengantin dengan diapit oleh dua orang tetua perempuan dan diikuti dengan orang tua dan keluarganya.
Balangan Suruh
Pada saat jarak antara kedua mempelai sekitar tiga meter, mereka saling melempar tujuh bungkusan yang berisi daun sirih, jeruk, yang ditali dengan benang putih. Mereka melempar dengan penuh semangat sambil tertawa. Melempar daun sirih satu sama lain menandakan mereka adalah manusia dan bukan makhluk jadi-jadian yang menyamar jadi pengantin. Selain itu ritual ini juga melambangkan cinta kasih dan kesetiaan.
Wiji Dadi
Mempelai laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah dengan kaki kanan. Kemudian pengantin perempuan akan membasuh kaki sang suami dengan air bunga. Proses ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan istri yang taat melayani suaminya
Pupuk
Ibu pengantin perempuan yang mengusap pengantin laki-laki sebagai tanda ikhlas menerimanya sebagai bagian dari keluarga.
Sindur Binayang
Dalam ritual ini ayah pengantin perempuan menuntun pasangan pengantin ke kursi pelaminan sementara ibu pengantin perempuan menyampirkan kain sindur sebagai tanda bahwa sang ayah menunjukkan jalan menuju kebahagiaan.
Timbang/Pangkon
Pasangan pengantin akan duduk di pangkuan ayah pengantin perempuan. Lalu sang ayah akan berkata bahwa berat mereka sama. Hal tersebut bermakna cinta mereka sama-sama kuat dan juga sebagai tanda kasih sayang orang tua yang sama besarnya terhadap anak dan menantu.
Tanem
Ayah pengantin perempuan akan mendudukkan pasangan pengantin di kursi pengantin sebagai tanda merestui pernikahan mereka dan memberikan berkat.
Tukar Kalpika
Kedua mempelai bertukar cincin pada ritual ini.
Kacar Kucur/Tampa Kaya/Tandur
Dengan bantuan Pemaes, pasangan pengantin berjalan dengan saling menautkan jari kelingking ke tempat ritual kacar-kucur atau tampa kaya. Pengantin pria akan menuangkan kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan, bunga dan uang logam (jumlahnya harus genap) ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah. Pengantin perempuan menerima hadiah ini dengan dibungkus kain putih yang ada di pangkuannya sebagai simbol istri yang baik dan peduli.
Dahar Kembul/Dahar Walimah
Kedua pengantin saling menyuapi nasi satu sama lain sebagai simbol kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah dan senang dan saling menikmati milik mereka bersama. Pemaes akan memberikan sebuah piring berisi nasi kuning, telur goreng, kedelai, tempe, abon, dan hati ayam kepada pengantin perempuan. Pertama-tama, pengantin pria membuat tiga bulatan nasi dengan tangan kanannya dan menyuapkannya ke mulut pengantin perempuan. Setelah itu ganti pengantin perempuan yang menyuapi pengantin pria. Setelah makan, mereka lalu minum teh manis.
Rujak Degan
Acara pembuka untuk anak pertama, memohon supaya segera memiliki anak. Rujak degan artinya agar dalam pernikahan selalu sehat sejahtera. Sementara jika yang menikah adalah anak bungsu, ritualnya bernama Tumplak Punjen. Makna ritual tersebut berarti segala kekayaan ditumpahkan karena menantu yang terakhir.
Bubak Kawah
Acara perebutan alat-alat dapur yang bermakna agar pernikahan keduanya sehat dan sejahtera.
Mertui
Orang tua pengantin perempuan menjemput orang tua pengantin laki-laki di depan rumah untuk berjalan bersama menuju tempat upacara. Kedua ibu berjalan di muka, kedua ayah di belakang. Orang tua pengantin pria duduk di sebelah kiri pasangan pengantin, dan sebaliknya.
Sungkeman
Kedua pengantin bersujud memohon restu dari masing-masing orang tua. Pertama ayah dan ibu pengantin perempuan, kemudian baru ayah dan ibu pengantin pria. Selama sungkeman, Pemaes mengambil keris dari pengantin pria untuk dikembalikan setelah prosesi selesai.
Resepsi
Setelah semua upacara selesai dilakukan, saatnya untuk resepsi pernikahan dan para tamu mulai makan dan minum makanan tradisional Solo dengan disertai tari tradisional Jawa dan musik gamelan. Acara foto-foto dan salam-salaman dengan kedua pengantin juga dilangsungkan.