Ngeri! Ini 15 Profesi dengan Tingkat Bunuh Diri Tertinggi

Febriyani Frisca diperbarui 31 Mar 2015, 13:55 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap pekerjaan pasti ada resikonya. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya resiko, baik fisik maupun psikologis. Resiko fisik, bisa jadi resiko yang paling terlihat dan bisa dicegah. Namun, resiko psikologis yang terjadi pada dalam diri pekerja jadi hal yang sulit dilihat hingga dapat menyebabkan keinginan bunuh diri. Berikut 15 pekerjaan dengan resiko bunuh diri tertinggi di dunia. Yuk, simak!

1. Polisi


(Foto: therichest.com)

Selain berbahaya, menjadi seorang polisi juga beresiko terkenan stress yang tinggi. Ketika awal masuk, mereka dihadapkan dengan pelatihan yang berat. Bahkan ketika sedang tidak bertugas, mereka seperti dibebankan oleh profesi yang mereka jalani untuk selalu menjaga keamanan. Hal tersebut membuat mereka depresi dan ingin bunuh diri.

2. Petani


(Foto: spi.co.id)

Petani termasuk dalam pekerjaan sulit. Mereka dituntut untuk bangun pagi sekali, dan bekerja sepanjang hari. Mereka mengandalkan cuaca alam untuk keberhasilan panennya. Ketika panennya gagal, mereka akan depresi dan bunuh diri.

3. Ilmuwan

 
(Foto: 3dprint.com)

Ketika seorang ilmuwan tidak mengungkapkan hal yang mereka ingin tahu, hal tersebut akan menimbulkan depresi dalam dirinya. Pekerjaan yang hanya di dalam ruangan dan kepala yang penuh rumus juga menjadi faktor profesi ini menimbulkan keinginan bunuh diri.

4. Pengacara

 
(Foto: answers.com)

Menjadi pengacara kasus kriminal adalah pekerjaan terburuk. Anda dituntut untuk menyelamatkan mereka yang jelas-jelas bersalah di mata hukum. Hal tersebut bisa menyebabkan susah tidur dan menimbulkan depresi. Ujung-ujungnya bunuh diri. Hmm..

5. Makelar

 
(Foto: wehome-design.com)

Pendapatan makelar yang tidak tetap membuat mereka stres. Mereka hanya mengandalkan komisi dari hasil penjualan. Selain itu, kadang mereka juga dihadapkan dengan pembeli yang tidak serius atau mengalami masalah anggaran.

6. Perencana Tata Kota

 
(Foto: careers2030.cst.org)

Ketika rencana yang dijalankan oleh seorang perencana tata kota tidak sesuai harapan, mereka akan putus asa. Banyaknya kompetitor dengan ide yang lebih cemerlang juga membuat mereka mencari jalan keluar dengan bunuh diri.

7. Terapis Tulang

 
(Foto: healthbylogic.com)

Tidak adanya lisensi dan tuntutan hukum serta peraturan yang banyak bagi terapis tulang membuat mereka merasa tertekan. Hal tersebut dapat menimbulkan stress tinggi.

8. Perencana Keuangan

 
(Foto: acfinspection.com)

Pasang surut adalah resiko pada pekerjaan sektor keuangan. Ketika rencana tidak berjalan sesuai harapan, hal tersebut menimbulkan tekanan. Beberapa dari mereka tetap bertahan, namun tak sedikit pula yang memilih mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

9. Teknisi Kapal

 
(Foto: image.frompo.com)

Pekerjaan ini meliputi penelitian, desain, pengembangan, dan pengembangan kapal. Bisa jadi, pekerjaan ini menyita banyak waktu dalam hidup. Ketika perencaan pembuatan kapal tidak berjalan mulus sedangkan waktu yang tersita sudah cukup banyak, mereka akan mengalami depresi yang hebat.

10. Apoteker


(Foto: lifenews.com)

Apoteker bisa menjadi sangat stress ketika ia merasa membuat seseorang menjadi pecandu dan menyebabkan pikiran  untuk bunuh diri.

11. Mandor Proyek Bangunan

 
(Foto: wisegeek.com)

Deadline yang singkat dari pemilik modal untuk menyelesaikan bangunan membuat mereka tertekan. Banyak pengerjaan proyek yang tertunda karena anggaran tidak sesuai membuat mereka untuk mengakhiri hidup.

12. Dokter Hewan

 
(Foto: rcacp.com)

 Menjadi dokter hewan dam menolong sesama makhluk hidup menjadi hal yang menyenangkan. Hingga pada akhirnya pada suatu kesempatan, mereka tidak bisa menolong anjing manis yang sakit. Melihat seseorang yang kehilangan hewan peliharaan seperti kehilangan anak. Hal itu membuat mereka merasa bersalah dan ingin bunuh diri.

13. Ahli Bedah


(Foto: imgarcade.com)

Pemilik profesi ini beresiko bunuh diri. Mengapa? Karena seolah-olah sebuah nyawa ada di tangan mereka, dan ketika ahli bedah tidak mampu menyelamatkannya, hal tersebut akan menjadi tekanan bagi mereka. Mereka cenderung menyembunyikannya hingga pada akhirnya bunuh diri.

14. Dokter Gigi


(Foto: smileclean.com.br)

Dokter gigi dituntut untuk bisa bedah mulut, rekonstruksi, dan mengetahui gejala kanker. Beberapa tuntutan hukum juga membuat mereka depresi akan tanggung jawabnya.

15. Dokter Umum


(Foto: itij.com)

Tekanan pihak asuransi membuat mereka kualahan dan tertekan. Mengobati diri sendiri ketika sakit dapat menjadi salah satu cara mereka untuk bunuh diri dengan minum obat-obatan dosis tinggi.