Spontanitas Joko Anwar dalam Film 'Melancholy Is a Movement'

Henry Hens diperbarui 24 Mar 2015, 14:38 WIB

Fimela.com, Jakarta Mungkin tidak sulit bagi seorang Joko Anwar mensutradarai sebuah film. Tapi bagaimana jika ia harus berperan sebagai tokoh utama dalam film 'Melancholy Is a Movement'? Tantangan inilah yang membuat Joko Anwar antusias bermain dalam film yang disutradarai Richard Oh.

Konsep film 'Melancholy Is a Movement' ini terbilang cukup unik. Semua tokoh dituntut untuk berakting secara spontan, tidak terkecuali bagi Joko Anwar. "Kita semua merasa masuk dalam realitas yang diciptakan oleh Richard, cara ia mensutradarai pun cukup pintar" ujar Joko Anwar saat wawancara di Redaksi Bintang.com, SCTV Tower, Senayan, Jakpus, Senin (23/3/2015).

Film ini adalah debut film perdana Joko dalam memerankan tokoh utama. Joko Anwar mengaku tidak mengalami banyak kesulitan.
Akting spontanitas menjadi senjata andalan Joko Anwar untuk meningkatkan improvisasinya. (Baca Juga: Melancholy Is A Movement Debut Joko Anwar Jadi Aktor Utama)

Joko memerankan tokoh bernama sama Joko. Tapi karakternya tidak sama. "Nggak berbeda jauh dari sih. Ada bagian imajinasi yang saya masukkan. Jadi nggak bisa dibilang sama," katanya. Sebagai sutradara, Richard denganku memberikan kebebasan kepada para pemain untuk mengembangkan sendiri dari skenario yang diberikannya.

Joko berharap film 'Melancholy Is a Movement' dapat diharagai sebagai salah satu bentuk apresiasinya dalam dunia perfilman Indonesia. Joko Anwar mengaku beruntung dapat bebas berekspresi dalam berakting. Joko pun mengaku dalam film 'Melancholy Is a Movement', ia harus menaikan berat badannya untuk memenuhi karakter Joko dalam film tersebut.

What's On Fimela