Fimela.com, Jakarta Ada yang unik di film 'Melancholy Is A Movement'. Film ini dibintangi oleh Joko Anwar yang juga seorang sutradara. Lantas, bagaimana sang sutradara Richard Oh memperlakukan bintang filmnya tersebut?
'Melancholy Is a Movement' bercerita tentang seorang sutradara yang tiba-tiba kreatifitasnya berhenti. Dia merasa tidak bersemangat dan seakan-akan membiarkan dunia berlalu begitu saja. "Keberisikkan yang ada disekitar membuatnya terbawa dari keadaannya tersebut, sehingga membuatnya bergerak. Keadaan ini justru membuatnya tidak ingin berhenti bergerak," katanya Richard saat berkunjung ke redaksi Bintang.com di SCTV Tower, Jakarta, Senin (23/3/2015).
Richard mengaku bahwa film ini sangat natural karena diperankan oleh mereka yang memang bersahabat di dunia nyata.Richards mengaku bahwa script dibuat karena pemain itu sendiri. Walaupun alur cerita dibiarkan mengalir, Richards tetap menekankan benang merah film yang ditulisnya. "Film ini kaya akan ide-ide, sudut-sudut, dan situasi-situasi yang diciptakan" ujar Richard.
Richard menekankan bahwa cerita di film ini tidak sepenuhnya riil akan tetapi ada imajinasi didalamnya sehingga terkemas menjadi lebih menarik.Penggunaan nama asli pada karakter memberi kesan kesan "abu-abu", sehingga terkesan tidak ada batas yang "nyata".
"Film 'Melancholy Is A Movement' adalah sebuah film tentang kreativatas di Indonesia, bagaimana dilema-dilema yang ditemukan oleh seorang kreator dalam suatu industri yang mempunyai tuntutan yang berbeda dengan cita-citanya"ucap Richard.
Film ini diakui Richard sangat berbeda dari film-film lainnya. Proses pengambilan gambar pada film ini terbilang cepat hanya 6 hari, akan tetapi waktu pengerjaanya hingga 1 tahun, alasannya karena dikerjakan dengan sangat hati-hati sehingga tertata sangat apik.
"Ini adalah film termahal karena semua yang berperan dalam pembuatan film melakukannya dengan komitmen dan kebersamaan, sekaligus menceritakan tentang pertemanan didunia kami" tandas Richard Oh. Selain Joko Anwar, Melancholy Is a Movement juga dibintangi Ario Bayu, Amink, Fachri Albar, Karina Salim, Alex Abbad, Verdi Solaiman, Hannah Al Rashid dan masih banyak lagi.