Fimela.com, Jakarta Tidak ada firasat yang dirasakan anak almarhum , atas kepergian ayahnya. Pasalnya, selama tiga minggu sebelum wafat, Frans kurang merespon lantaran melawan penyakitnya. Almarhum harus berjuang dari penyakit diabetes yang berimbas ke seperti ginjal dan menjalar ke organ vital lainnya.
Ada satu sikap sang ayah yang disesalkan Aditya. Diakuinya, almarhum Frans agak keras kepala sehingga enggan memeriksa kesehatannya ke rumah sakit. Padahal sudah sejak lama Frans mengidap penyakit diabetes.
"Respons terbatas, jadi dari papah enggak bisa berharap apa-apa. Semasa hidupnya memang agak keras kepala, enggak mau ke dokter, cek up juga jarang. Memang seperti itulah dia. Jadi yaitulah mungkin saat terakhir, secara tiba-tiba dia kolaps," ungkap Aditya saat ditemui di rumah duka St. Carolus, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015).
Meski demikian, Aditya menilai Frans Tumbuan adalah sosok ayah yang hebat. Itu sebabnya Aditya menjadikan almarhum Frans sebagai panutan dalam menjalani kehidupan. "Dia mendidik kita dengan caranya sendiri. Kepergian beliau sudah saya relakan dan tidak kami sesali," ucap Aditya.
Hanya saja, saat mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit Mayapada, Cilandak, Jakarta Selatan. Aditya mengaku tak sempat menemani ayahnya. Hingga akhirnya, pada pukul 00.23 WIB, Senin (23/3/2015) dini hari, Frans menutup mata untuk selama-lamanya. "Saat-saat terakhir dia menghembuskan nafasnya hanya disaksikan adik saya Keke," katanya.
Setelah disemayamkan di ruang Gabriel St. Carolus, rencananya jasad Frans Tumbuan akan di kebumikan pada hari Rabu (25/3/2015) di TPU Tanah Kusir. "Waktunya tentatif, dipilih dimakamkan di Tanah Kusir agar dekat dengan orang tua papah saya," ucap Adiya, anak keempat Frans Tumbuan dan .
BACA JUGA!
Anak Frans Tumbuan Klarifikasi Penyakit Papanya
Komplikasi Kanker Bawa Frans Tumbuan Menghadap Tuhan
Frans Tumbuan Pergi Bersama Cinta Sejatinya
Apa Pertanyaan Terakhir Frans Tumbuan Sebelum Meninggal?
Tetesan Air Mata Rima Melati Iringi Kepergian Frans Tumbuan